Minggu, 01 September 2019

# blogging # Hiburan

[Resensi Buku] Filantropi, Merelakan Kebahagiaan Pribadi Demi Misi Kemanusiaan


Resensi Buku
Judul               : Filantropis (Bukan Sekadar Romansa)
Penulis             : A. Liana
Penerbit           : Diandra Kreatif Yogyakarta
Jenis buku       : Novel/ cerita fiksi
Cetakan           : 1, Februari 2019
Halaman          : XIV + 158 (13 X 19 cm)
ISBN               : 978-602-336-899-0

Masih ingatkah kita dengan sosok Sutopo Purwo Nugroho (Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB)? Pak Sutopo-demikian biasa dipanggil- meninggal bulan Juni 2019 karena penyakit kanker paru-paru stadium 4B yang diderita sejak Januari 2018.  Seseorang yang dianggap sebagai hero atau pahlawan bagi kemanusiaan dalam kehidupan nyata adalah seorang penyintas kanker. 

Berita tentang kehidupan pribadi Sutopo ini kemudian mampu mengalahkan rating berita bencana yang selama ini sering dikaitkan dengan namanya. Kecintaan dan pengabdian pada kemanusiaan mampu mengalahkan rasa sakit yang dideritaya. Dalam keadaan yang tidak sehat, Sotopo memilih hadir untuk masyarakat Indonesia dengan informasi akurat dari BNPB untuk membantu lebih banyak orang lagi. Kini namanya abadi dalam hati setiap orang Indonesia, sebagai seorang filantropis sejati.

Novel yang saya resensi ini, sebenarnya mengangkat tema kemanusiaan. Tentang relawan konsen pada kegiatan amal seperti pertolongan pada korban bencana alam, kegiatan sekolah gratis, dan penggalangan dana kemanusiaan. Menyoroti kehidupan pribadi para pekerja sosial atau relawan, pada kisah asmara yang bukan sekadar romansa. 

Jiwa filantropis yang demikian mendarah daging pada tokoh-tokoh dalam novel ini membuat semua pertimbangan dalam tiap kehidupannya tidak sekadar bagaimana ia bahagia, tetapi apakah ia sudah membahagiakan orang lain.

Filantropis, bercerita tentang cinta segitiga antar Laras, Vino dan Adjie. Laras dan Adjie adalah teman sesama relawan yang aktif dalam beberapa kegiatan kemanusiaan. Sedangkan Vino adalah laki-laki bengal yang dijodohkan dengan Laras demi alasan penyelamatan masa depan keluarga besar Laras. Vino adalah anak dari pengusaha kaya, yang bersedia menyuntikkan dana besar supaya perusahaan yang dirintis almarhum ayah Laras tidak bangkrut. Syaratnya adalah Laras menerima perjodohan dengan Vino.

Cinta segitiga tersebut kemudian dibalut dengan konflik yang dialami masing-masing tokoh di dalam novel ini. Laras ternyata diketahui mengidap kanker leher rahim stadium akhir. Vino yang awalnya hanya bersedia menikah demi status ternyata kemudian benar-benar jatuh cinta pada Laras, disisi lain, mantan pacar Vino yang tidak terima berusaha membunuh Laras yang sedang terbaring lemah di rumah sakit. Sedangkan Adjie dipusingkan dengan desakan ibunya yang sudah renta untuk segera menikah, bahkan berusaha menjodohkan Adjie dengan gadis pilihan ibunya.

Seperti judulnya, buku ini memang bukan melulu mengumbar cerita romansa. Filantropis digambarkan dalam banyak kejadian yang menyentuh pembaca. Pengorbanan demi membahagiakan sesama dan perjuangan membantu daerah yang terkena bencana.  Menyoroti juga bagaimana seseorang yang dulunya berlumur dosa, kemudian mendapat hidayah dan berusaha berubah menjadi baik dan sangat peduli dengan orang lain.

Mengangkat tema humanis menjadi kekuatan terbesar dari novel ini. Pembaca akan mendapat energi positif dari cerita kemanusiaan yang banyak diugkap, bahwa kebahagiaan sebenarnya bukan terletak apa yang kita dapat, tetapi lebih pada apa yang mampu kita berikan pada orang lain, itulah kebahagiaan yang hakiki.

Sayangnya konflik yang dibangun cukup pelik, sedangkan penyelesaiannya sangat sederhana dan terkesan terburu-buru. Kasus kanker dengan stadium IV digambarkan selesai dalam beberapa bulan setelah operasi pengangkatan rahim, padahal diceritakan bahwa kanker itu sudah mengalami metastasis atau merambat pada organ lain. Atau sedemikian cepatnya perubahan Vino yang awalnya seorang playboy menjadi sosok yang humanis, sekaligus religius. Akan lebih menarik jika novel ini bisa dibuat lebih tebal dengan menggali lagi penyelesaian konfliknya sehingga perjuangan para tokohnya bisa dirasakan pembaca, bukan perubahan yang serta merta.

Novel yang habis dalam sekali baca ini tetap recomended untuk menjadi bacaan ringan di akhir pekan. Pesan yang dibawa dan pelajaran yang bisa dipetik setelah membaca novel inipun cukup banyak, dan semua mengakar kepada judul novel ini “Filantropi” segala hal yang berkaitan dengan cinta pada sesama manusia.

Lalu, dengan siapa kemudian Laras menikah? Dengan Vino yang sudah berubah total menjadi pria santun dan penuh perhatian, atau dengan Adjie laki-laki yang diam-diam dicintai Laras sejak pertama kali bertemu? 

2 komentar:

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah ibu rumah tangga penuh waktu dengan 4 orang putra putri. Menulis menjadi kegiatan positif mengisi waktu jeda dari mengurus keluarga. Content writer, freelancer dan menulis buku adalah pekerjaan sampingan, yang utama tetaplah ibu rumah tangga

Follow Us @soratemplates