Selasa, 06 Agustus 2019

Menyambut Pekan Menyusui Seluruh Dunia di Rumah Parenting

Selasa, Agustus 06, 2019 14 Comments
Hari Senin, 5 Agustus, saya berkesempatan mengikuti acara Bincang Laktasi dan Parenting yang diselenggarakan oleh Kuntum Healing Rumah Parenting. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Pekan Menyusui Sedunia 2019, yang berlangsung pada tanggal 1-7 Agustus 2019. 

Rumah Parenting merupakan lembaga swadaya masyarakat yang berdiri sejak 6 November 2006, bergerak membantu para pendidik dan orang tua dalam upaya meningkatkan kualitas pengasuhan dalam keluarga.

Tema yang diangkat seru banget, yaitu Peran ASI dalam mendukung Masa Emas Anak, dengan pembicara dr. Irma Suryani. Sedangkan untuk tema Parenting disampaikan oleh Bunda Rani Warsito dengan tema Pengasuhan Kakek Nenek dalam Menunjang Sukses Menyusui (Grandparenting Era Milenial).


Dari sharing ini saya mendapat banyak sekali ilmu penting yang selama ini saya abaikan karena kurangnya pemahaman saya tentang laktasi. Kalau diingat-ingat jadi nyesek banget, sementara gold moment itu tidak akan terulang lagi, hiks hiks. Bagaimana tidak, dari empat anak saya, hanya satu yang sempat mendapat Asi Eksklusif selama 6 bulan pertama, yang lainnya tetap mendapat ASI tetapi porsinya tidak penuh karena saya juga memberi makanan/minuman tambahan lainnya. Bahkan yang bungsu benar-benar menyusu eksklusif hanya 1,5 bulan. Dan total ASI yang dia dapatkan hanya 4 bulan.

Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ibu-ibu yang membaca artikel ini pasti bertanya, “Lha emaknya kemana aja?” Inilah kesalahan pertama saya, kurang paham tentang laktasi dan segala seluk beluknya. Lalu jarak kelahiran yang dekat antara anak satu dengan anak lainnya kala itu menjadi kendala dalam memberi ASI (Padahal aslinya nggak masakah, kan?) dan yang terakhir adalah relaktasi yang belum saya pahami. Anak bungsu saya terkena cacar air waktu berusia 1,5 bulan. Pada bagian pelipis terdapat cacar air cukup besar yang membuatnya menangis ketika menyusu. Karena kasihan, saya memerah ASI dan memberikannya dengan botol. Setelah kira-kira satu bulan bebas dari cacar air, anak saya ini malah jadi bingung puting. Ia tidak mau menyusu, hanya mau minum dari dot saja. Saya masih bertahan dengan memerah dan memberikan ASI. Tetapi pada usia 4 bulan saya terpaksa menghentikan pemerahan ASI karena jumlah tampungan makin sedikit. Kesibukan mengurus kakak-kakaknya yang masih balita membuat saya sering terlambat memerah ASI. Akhirnya, yang tersisa saat ini adalah penyesalan karena saya tidak mampu memberikan nutrisi terbaik  untuk anak-anak saya.

Selama ini saya tahu tentang apa itu ASI Eksklusif itu. Bahkan saya pun pernah menjalankannya untuk salah satu anak saya. Kenapa salah satu, sementara anak saya ada 4? Ini adalah bagian yang tadi saya bilang nyesek kalau diingat (waduh, jadi pengen nagis lagi, deh)



Sharing dan praktik

dr. Irma Suryani, menjelaskan bahwa arti sebenarnya dari ASI Eksklusif adalah pemberian ASI secara langsung oleh ibu kandung, atau ibu sususan atau ASI perah. Syaratnya adalah tanpa cairan atau makanan lainnya, kecuali vitamin, mineral atau obat. Intinya hanya ASI yang dikonsumsi oleh bayi. 

Hal ini berbeda dengan istilah ASI Predominan, dimana ASI tetap sebagai sumber nutrisi utama, tetapi bayi juga diberi cairan atau makanan lain seperti air madu, air the, jus, oralit, dan lain-lain. 

Pemberian ASI Eksklusif tidak hanya baik dari segi kualitas nutrisi untuk bayi, tetapi juga membantu berkembangnya respon anatomi dan fisiologi bayi secara lebih baik. Kegiatan menyusui secara eksklusif juga terbukti memberikan efek bio-psiko-neuro-imunologis pada ibu dan bayi.

Hal ini sejalan dengan apa yang dicanangkan oleh WHO, bahwa menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan menjadi rekomendasi makanan bayi terbaik, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI dan terus menyusui hingga usia dua tahun atau lebih.

Sedangkan American Academy of Pediatric menegaskan bahwa ASI adalah makanan yang lebih dianjurkan bagi semua bayi (dalam kondisi apapun) termasuk bayi prematur dan bayi sakit.

Demi menguatkan pandangan tersebut, para ahli pun meneliti ihwal hubungan bayi dan menyusu. Ternyata dari  dari penelitian tersebut diketahui bahwa dengan menyusu, rasa haus dan lapar hilang seketika. Bayi sangat senang menyusu karena ASI rasanya enak, hangat dan gizinya terjamin. ASI membuat bayi lebih sehat dan kuat. Apalagi dari kegiatan menyusu ini bayi merasakan nyaman dan puas karena merasa selalu dicinta dan akhirnya membuat bayi bahagia. Dalam keadaan bahagia, bayi akan mudah belajar hal baru dan mengalami tumbuh kembang yang optimal.
Foto bersama Narasumber dan peserta

Relaktasi jika pernah berhenti memberi ASI


Saya pun menanyakan kasus yang saya alami pada dr. Irma Suryani. Tentang bagaimana relaktasi setelah sekian lama terhenti, bahkan bayi mengalami bingung puting. Menurut  dokter yang menyediakan waktu konsultasi di Kuntum Healing Rumah Parenting ini, relaktasi memang membutuhkan kesabaran. Bayi yang bingung puting, seiring waktu akan mampu menemukan kembali kenyamanan yang dulu ia dapat dari menyusu. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa masa menusui adalah 0-24 bulan, sehingga selama masih dalam masa menyusui, relaktasi masih bisa dilakukan. Lalu definisi relaktasi yang tepat adalah kembali menyusui, bukan sekedar memberi ASI seperti yang saya lakukan. Jika mengalami kesulitan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi.


Kembali pada forum sharing tadi, rupanya ibu-ibu yang hadir sebagian besar membawa bayi. Makanya dalam sesi tanya jawab, beberapa ibu berada di pojok laktasi sambil menyusui bayi. Ini judulnya belajar sambil praktik, ya. Rupanya para peserta tidak mau menyai-nyiakan kesempatan melakukan konsultasi apakah cara menyusui mereka sudah benar, apakah ASI yang diisap bayi sudah optimal, dan memperkuat ikatan batin antara bayi dan ibu dengan memberikan ASI sepenuh cinta ibu.


Sesi tanya jawab yang seru membuat acara ini molor dari jadwal seharusnya. Rasanya sayang juga ketika pertanyaan terus mengalir dihentikan karena alasan waktu. Apalagi meskipun sesi sharing hampir berakhir masih ada saja ibu-ibu yang datang dan ingin bertanya pula.

Akhirnya mom Rani Warsito yang datang dari Bandung mengalah tidak mengisi sesi sharing siang itu, tetapi menggantinya dengan sharing online. Lalu dibuatlah whatsapp group Kuntum Healing Rumah Parenting bagi ibu-ibu peserta sharing, untuk mengadakan sharing parenting pada kesempatan lain secara online.

Rumah Parenting 

Alhamdulillah, selesai sudah sesi sharing yang full manfaat, sehingga sayang sekali jika terlewat. Tulisan ini semoga bisa memberi sedikit tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang pentingnya laktasi. Jika Anda mengalami masalah tentang laktasi atau masalah di dunia parenting  lainnya, bisa datang dan berkonsultasi dengan para ahli di Kuntum Sekar Healing Rumah Parenting ini. Alamatnya di Jl. Jatayu Raya no. 21 Blok F6, Jatibening Estate, Bekasi. Untuk informasi lebih jelas, bisa menghubungi ibu Wina (0858-1080-8022). Oh, iya, selain memberikan konseling untuk keluarga, Rumah Parenting ini juga memberikan pelatihan, dan kegiatan positif penunjang lainnya.

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah ibu rumah tangga penuh waktu dengan 4 orang putra putri. Menulis menjadi kegiatan positif mengisi waktu jeda dari mengurus keluarga. Content writer, freelancer dan menulis buku adalah pekerjaan sampingan, yang utama tetaplah ibu rumah tangga

Follow Us @soratemplates